Hatrik Bersejarah Dybala di Liga Champions Eropa

INILAHCOM, Turin - Paulo Dybala mencetak trigol saat Juventus mengalahkan Young Boys di matchday dua Liga Champions Eropa. Berkat hatriknya Dybala kini menyamai catatan dua penyerang legendaris Juve.

Juve menang 3-0 atas Young Boys di Allianz Arena Turin, Selasa (2/10/2018) malam WIB. Dybala membuka keunggulan tuan rumah di menit kelima, ia meneruskan umpan panjang Leonardo Bonucci dari tengah lapangan.

Di menit ke-34, Dybala mencetak gol keduanya. Kali ini, penyerang asal Argentina meneruskan bola rebound sepakan Blaise Matuidi yang sempat diblok kiper David van Ballmoos.

Dybala menyempurnakan hatriknya di menit ke-69, ia tanpa kesulitan membelokkan umpan silang Juan Cuadrado dari sisi kiri kotak penalti lawan.

Bagi Dybala ini menjadi hatrik pertamanya di musim ini sekaligus hatrik bersejarahnya di Liga Champions Eropa. Ia menjadi pemain Juve keempat yang bisa mencetak tiga gol dalam satu pertandingan Liga Champions Eropa.

Sebelumnya, ada tiga pemain I Bianconeri yang pernah melakukannya antara lain Alesandro Del Piero, Filipo Inzaghi, dan Arturo Vidal.

Inzaghi pernah dua kali mencetak hatrik di Liga Champions Eropa masing-masing saat Juve menang 4-1 di laga tandang melawan Dinamo Kiev pada Maret 1998 dan saat Si Nyonya Tua ditahan imbang Hamburg SV 4-4 di fase grup pada September 2000.

Del Piero mencetak tiga gol saat Juve menang 4-1 atas AS Monaco di semifinal Liga Champions Eropa pada April 1998, sedangkan Vidal melakukannya saat I Bianconeri menang 3-1 atas FC Copenhagen di fase grup pada November 2013.

Bagi Dybala hatriknya ke gawang Young Boys sebagai jawaban atas kritikan yang mengarah kepada dirinya setelah sempat seret gol di pekan-pekan awal musim 2018-19. Sejauh ini, ia sudah mencetak empat gol dari tujuh penampilan di semua ajang.

"saya menginginkan pertandingan seperti ini. Saya pikir tim sudah menjalankan pendekatan yang benar, kami bisa menjaga fokus sangat baik sepanjang laga," ujar Dybala.

"Tentu saja, seorang pemain ingin terus mencetak gol. Musim lalu, kebalikan dari sekarang, karena saya memulainya dengan banyak gol dan kemudian sedikit kehilangan arah."

"Dinomorduakan menjadikan saya bekerja lebih keras dan bisa kembali ke bentuk semula, jadi sekarang saya mendapat banyak keuntungan dari itu semua," ia memungkasi.

Sumber: Football-Italia

Let's block ads! (Why?)