
INILAHCOM, Jakarta - Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) turut mengomentari polemik yang terjadi di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun, BSANK enggan berkomentar terlalu jauh.
Beberapa polemik belakangan ini terjadi di tubuh PSSI. Mulai dari meninggalnya fan Persija, Haringga Sirla yang dikeroyok oknum fans Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (23/9) hingga rangkap jabatan ketua umum PSSI, Edy Rahmayadi yang juga sebagai Gubernur Sumatra Utara.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyerahkan permasalahan tersebut kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dengan alasan acuannya kepada UU No. 40 Tentang Keolahragaan.
"Ini bukan soal regulasi atau aturan, tapi ini lebih kepada kepatutan bagaimana membagi waktu yang baik," ujar Menpora Imam Nahrawi.
Sementara itu, Ketua BSANK, Hari A. Rachman, tidak ingin berkomentar terlalu jauh. Dia ustru menyoroti manajemen organisasi keolahragaan nasional yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan, khususnya dalam hal standar pengelolaan organisasi keolahragaan nasional.
"Yang perlu saya soroti ialah bagaimana standar nasional keolahragaan di Indonesia benar-benar diterapkan secara berkualitas dalam kerangka pembangunan keolahragaan nasional. Ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN)," ujarnya.
Terkait polemik di tubuh PSSI, Hari mengatakan, salah satu solusinya ialah perlunya menerapkan standardisasi organisasi keolahragaan dengan melakukan akreditasi.
"Buktinya dalam Asian Games lalu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menjadi dua cabor yang paling banyak mendapatkan emas. Ini kan prestasi yang membanggakan. Oleh karenanya saya menyarankan kepada PSSI dan juga cabor-cabor lain agar segera mengajukan permohonan untuk akreditasi," tambahnya.
Baca Kelanjutan Soal Polemik di PSSI, Ini Kata BSANK : https://ift.tt/2NFG6qWBagikan Berita Ini
0 Response to "Soal Polemik di PSSI, Ini Kata BSANK"
Posting Komentar