Search

Presiden Persijap Ungkap Cara Mafia Suap Pemain

INILAHCOM, Jakarta - Persijap Jepara pernah menjadi korban praktik jual-beli hasil pertandingan (match fixing) di Liga 3. Presiden Persijap, Esti Puji Lestari, mengungkap cara mafia pertandingan menyuap pemain.

Esti mengaku Persijap sering menjadi korban ketidakadilan dalam mengarungi kompetisi di bawah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal tersebut diungkap Esti dalam wawancara dengan INILAHCOM di Kantor KPSN, Jakarta, Senin (18/2/2019) sore WIB.

Ada beberapa momen yang membuat Esti yakin timnya dicurangi. Paling mencolok adalah empat kekalahan beruntun yang diderita Persijap pada babak penyisihan grup 3.

Yakni, kontra Persibangga Purbalingga, Persip Pekalongan, PSS Sleman, dan Persibat Batang. Uniknya, seluruh laga berakhir dengan skor identik, 1-0.

Kondisi yang membuat Esti marah. Padahal, sebelum itu, timnya mampu meraih dua kemenangan beruntun. Yakni, menang 4-1 atas PSGC Ciamis serta unggul 2-1 atas Persibas Banyumas.

Esti mengatakan dirinya pertama kali mengetahui timnya jadi korban praktik match fixing sejak mengikuti Indonesia Soccer Championship (ISC) B pada 2016 lalu.

"Walaupun ISC B saat itu bukan kompetisi resmi karena saat itu PSSI sedang dibekukan. Tapi praktek match fixing sudah marak," ungkap Esti.

Lebih lanjut, Esti juga mengungkap bagaimana cara mafia pengatur skor menjalankan tugas lapangan menyuap pemain, termasuk memakai perantara saat menemui pemain yang diincar.

"Mereka (pemain) menerima uang di hotel. Saya tidak tahu teknisnya di lapangan seperti apa, entah mengalah atau gol bunuh diri. Yang saya tahu mereka menerima uang cash."

"Katanya akan diberikan lagi setelah pertandingan selesai. Kalau saat itu saya dengar pemain saya ditawarkannya oleh warga negara asing, saya tidak tahu mereka WNA apa enggak, tapi menurut pemain saya mereka berbicara dengan bahasa asing," ia menambahkan.

Jadi korban match fixing, Esti berinisiatif melaporkannya ke KPSN serta Satgas Anti-Mafia Bola. Ia berharap langkah tersebut bisa membantu proses pengungkapkan praktik kotor yang menjangkit sepakbola nasional.

"Saya sudah sampaikan kasus ini ke Satgas, memang tidak ada bukti transfer, tidak ada bukti pembicaraan WhatsApp misalnya. Tapi, saya menyampaikan ke Satgas bahwa ini salah satu modus operandinya. Ternyata dengan tim lain juga sama. Jumlah yang dijanjikan juga sama yaitu Rp. 400 juta untuk mengalah."

"Kalaupun tidak terbukti, setidaknya masyarakat tahu oh begini caranya (match fixing," pungkas wanit yang bersuamikan seorang pelatih sepakbola di China.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Presiden Persijap Ungkap Cara Mafia Suap Pemain : http://bit.ly/2DO5jwu

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Presiden Persijap Ungkap Cara Mafia Suap Pemain"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.