Search

Penjelasan Dokter Soal Meninggalnya Choirul Huda

INILAHCOM, Lamongan - Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia di tengah pertandingan melawan Semen Padang. Menurut penjelasan dokter yang menanganinya, Huda mengalami benturan keras di dada dan rahang.

Huda bertabrakan dengan rekannya sendiri saat berusaha menutup gerak penyerang lawan dalam pertandingan di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017) sore WIB. Kiper 38 tahun sempat meringis kesakitan sebelum dibawa ke RSUD dr Soegiri menggunakan ambulans.

Dari penjeleasan dokter spesialis anestesi, Yudistiro Andri Nugroho, Huda masih bernapas setibanya di rumah sakit. Kiper yang juga kapten Persela menghembuskan nafas terakhir pada pukul 16:45 WIB.

"Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung. Oleh teman-teman medis di Stadion, sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan napas dengan bantuan napas. Kemudian, dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulans, juga ditangani secara medis untuk bantuan nafas maupun untuk penanganan henti jantung," kata Yudistiro dalam keterangan pers.

"Sesampainya di UGD segera ditangani. Kami lakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen. Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu kami harapkan kami melakukan pompa otak sama jantung," Yudistiro melanjutkan.

Dokter Yudistiro memastikan penyebab meninggalnya Huda adalah benturan di bagian dada dan kepala yang menyebabkan kerusakan sumsum tulang yang menghubungkan batang otak.

"Sesuai analisis awal, benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak. Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas," Yudistiro menerangkan.

"Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti napas. Itu analisis awal kami, karena tim kami gak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kami tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal," Yudistiro mengucapkan.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Penjelasan Dokter Soal Meninggalnya Choirul Huda : http://ini.la/2411268

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Penjelasan Dokter Soal Meninggalnya Choirul Huda"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.