Suara.com - Setiap negara sepak bola memiliki filosofi tersendiri. Indonesia termasuk salah satunya yang memiliki filosofi di dunia kulit bundar yang bernama Filanesia.
Penikmat sepak bola tentu tak asing dengan istilah seperti Total Voetball, Tiki-Taka, Jogo Bonito, dan Catenaccio. Semua istilah ini merupakan filosofi yang dipakai oleh beberapa negara sepak bola.
Filosofi ini diterapkan dalam strategi saat bermain. Sebagai contoh, Brasil dengan Jogo Bonito yang menampilkan estetika dalam bermain dan juga Belanda dengan Total Voetball yang memamerkan kengototan dan gaya menyerang.
Semua filosofi tersebut membuat sebuah negara bisa berbicara banyak di kompetisi sepak bola. Kendati demikian, banyak negara hebat lainnya tak memiliki filosofi.
Baca Juga: Jelang Start Kompetisi, PSSI Kirim Ultimatum buat Klub yang Menunggak Gaji Pemain
Indonesia di mana hampir seluruh masyarakatnya menggilai sepak bola, juga diperkenalkan pada sebuah filosofi sejak 2016 lalu. Filosofi itu bernama Filanesia.
Filanesia merupakan singkatan dari filosofi sepak bola Indonesia. Dilansir dari laman PSSI, filosofi ini merupakan salah satu perhatian kepengurusan induk sepak bola Indonesia periode 2016 hingga 2020.
Diperkenalkan oleh PSSI sendiri, Filanesia mendapat beragam respon dari penikmat sepak bola Indonesia. Ada yang mendukung, ada pula yang menyindir filosofi tersebut.
Untuk menimbang baik buruk filosofi tersebut, alangkah baiknya mengenal terlebih dahulu apa itu Filanesia serta apa tujuan PSSI memperkenalkan filosofi ini.
Filanesia: Fondasi dan Karakter Sepak Bola Indonesia
Baca Juga: Liga 1 Kini Bisa Ditonton di Mana Saja, Bila Ketinggalan Bisa Diulang
Filanesia pertama kali dibentuk sejak 2017 di bawah komando Direktur Teknik PSSI dan salah satu pelatih kenamaan Indonesia, Danurwindo.
Sebagai tujuannya, PSSI berharap Filanesia menjadi landasan untuk memanfaatkan potensi yang besar dari sepak bola di Indonesia sendiri.
Singkatnya, PSSI menjabarkan lewat laman resminya bahwa Filanesia adalah sebuah filosofi yang akan menjadi fondasi dan karakter sepak bola Indonesia.
Masih dilansir dari laman yang sama, Filanesia memberikan panduan dalam segala hal lingkup sepak bola seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan.
Rumusan dari Filanesia ini sendiri dituangkan dalam sebuah buku Kurikulum Sepak Bola Indonesia. PSSI menyanggah bahwa Kurikulum Sepak Bola Indonesia untuk menyeragamkan gaya bermain setiap klub.
PSSI menyebut Kurikulum Sepak Bola Indonesia ini akan menjadi ciri dari pemain-pemain Tanah Air saat bermain di pentas internasional.
Lebih lanjut, PSSI membagi buku kurikulum ini dalam beberapa fase latihan berdasarkan kelompok umur. Untuk anak usia 6 hingga 9 tahun disebut fase pengenalan, 10 hingga 13 tahun fase pengembangan skill dan 14 sampai 17 tahun yang merupakan fase permainan.
Filosofi Filanesia ini sendiri pun terlihat dari gaya permainan tim nasional kelompok umur. Pelatih-pelatih seperti Fakhri Husaini dan Bima Sakti menjadi pelatih yang menerapkan kurikulum tersebut.
Hadirnya kurikulum ini membuat pelatih tim nasional kelompok umur bisa menjaring pemain berbakat yang berusia muda untuk membela tim nasional.
Maka tak heran jika tim nasional muda atau kelompok umur lebih banyak menuai kesuksesan dan berprestasi di ajang internasional, kendati hanya dalam ruang lingkup Asia Tenggara.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
"sepak" - Google Berita
August 20, 2021 at 09:22PM
https://ift.tt/3D58Hkw
Mengenal Filanesia, Filosofi Sepak Bola Indonesia - Suara.com
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Filanesia, Filosofi Sepak Bola Indonesia - Suara.com"
Posting Komentar