Search

Cuan Triliunan Bisnis Sepak Bola, Diburu Sultan Arab hingga Investor China - Kompas.com - KOMPAS.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang paling digemari di seluruh dunia. Tidak hanya terbatas pada kaum lelaki, demam sepak bola juga telah menjangkiti kaum hawa.

Tak hanya menjadi olahraga yang dilakukan saat senggang, sepak bola telah menjadi hiburan bahkan merupakan bagian dari perkembangan kultural sebuah masyarakat.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Di balik kesenangan yang dirasakan para penggemar saat menyaksikan pertandingan sepak bola baik secara langsung maupun melalui layar kaca, sepak bola profesional adalah lahan bisnis yang menggiurkan.

Olahraga ini berkembang dengan pesat di benua Eropa dan menghadirkan deretan klub besar dengan penghasilan fantastis per tahunnya.

Ini bisa dilihat dari gaji para pemain sepak bola top di Eropa yang mencapai belasan miliar per pekan.

Baca juga: Mainan Investasi Kalangan Superkaya Dunia

Lionel Messi misalnya, baru saja menandatangani kontrak kerja sama dengan Paris Saint-Germain.

Di klub elite Perancis tersebut Messi mendapatkan upah sekitar 1 juta pounds (Rp 19,9 miliar) setiap minggunya.

Bila pemain saja mendapatkan gaji belasan miliar, tentu Anda bisa membayangkan berapa penghasilan pemilik klub.

Adalah Tamim bin Hamad Al Thani, Sultan Qatar dengan kekayaan melimpah, yang saat ini merupakan pemilik sah dari PSG.

Saham PSG dibeli melalui organisasi pemegang saham milik negara Qatar Sports Investments (QSI).

Pada Maret 2012, QSI resmi menjadi pemegang saham tunggal PSG, dengan nilai investasi sebesar 100 juta Euro.

Sejak saat itulah, PSG berubah menjadi klub elit. Para pemain berkualitas dibeli untuk memperbaiki citra klub.

Baca juga: Menebak Rumah Masa Depan Lionel Messi di Perancis, Seperti Inikah?

Mulai dari Neymar hingga Messi, mereka dibeli agar tim bisa terus meraih kemenangan. 

Citra klub yang baik artinya peluang klub mendapatkan pemasukan semakin besar. Baik dari sponsor, iklan, tiket masuk, penjualan merchandise, dan sederet bisnis terkait lainnya. 

Di Inggris, ada nama bilyuner Rusia, Roman Abramovich yang telah menjadi pemilik The Blues sejak tahun 2003 silam.

Kekayaan Roman seperti dikutip dari Sport Mob pada tahun 2021 ini mencapai 14,6 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 140 triliun.

Lewat tangan dinginnya, Chelsea menjadi salah satu klub dengan prestasi mentereng termasuk menjuarai Liga Champions musim 2012. Ini merupakan gelar Liga Champions mereka sepanjang sejarah.

Namun kekayaan saja sepertinya tak cukup untuk membuat sebuah klub sepakbola berhasil.

Harus ada otak bisnis yang cemerlang serta kemampuan menganalisis situasi di lapangan hijau.

Baca juga: Intip Sederet Aset Properti Cristiano Ronaldo di Tiga Negara

Salah satunya dengan memilih pelatih serta jajaran pemain yang tepat. Roman Abramovich misalnya, mengambil keputusan untuk memecat Frank Lampard pada pertengahan musim 2020/2021.

Keputusan ini memang tak mengejutkan karena penampilan Chelsea memburuk selama paruh pertama musim padahal sudah menghabiskan 200 juta poundsterling untuk membeli pemain.

Datangnya Thomas Tuchel sebagai pelatih baru di luar dugaan membuat performa Chelsea melejit.

Tak hanya berhasil mengamankan tempat di empat besar Liga Primer Inggris, mereka pun membawa pulang trofi Liga Champions pada 2021.

Meski hadiah sebagai juara Champions tidak sebesar investasi yang sudah dikeluarkan, namun pemasukan setelah ini pasti akan mengalir deras terutama dari iklan dan sponsor.

Klub kaya lainnya di Liga Primer Inggris adalah Manchester City. Pemiliknya adalah seorang taipan asal Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.

Berdasarkan laporan dari Brand Finance, pendapatan klub berjuluk The Citizen itu selalu meningkat dari tahun ke tahun, sejak 2015.

Puncaknya pada tahun 2019, mereka berhasil memenangi gelar Liga Primer Inggris dan sekaligus mempertahankan gelar dari musim sebelumnya.

Sebagian besar, pemilik klub di Liga Inggris merupakan orang asing. Mulai dari Liverpool, Arsenal, Aston Villa, Everton, hingga Mancheser United. 

Baca juga: Mengintip Arsitektur Kota Livorno, Kampung Halaman Kapten Tim Azzurri

Menurut laporan benchmarking klub UEFA terbaru, 40 persen klub di Liga Primer Inggris dimiliki oleh investor asing.

Sementara 35 persen tim lainnya dimiliki investor asing meski menjadi pemilik minoritas saham.

Berpindah ke Spanyol, terdapat deretan klub kaya seperti Real Madrid dan Barcelona. Berbeda dengan Liga Primer Inggris, kepemilikan klub di Spanyol sedikit berbeda.

Klub tidak memiliki pemilik khusus melainkan para investor khusus yang disebut Socios. Mereka merupakan orang berduit yang setiap bulannya harus membayar iuran ke klub.

Selain akan mendapatkan pembagian keuntungan dari klub, para socios juga berperan besar dalam pengambilan keputusan di klub termasuk melengserkan Presiden klub.

Sementara itu, para investor asal China juga sudah mulai merambah ke sepakbola Italia. Suning Group kini merupakan pemilik mayoritas saham Inter Milan.

Sebelumnya, ada nama pengusaha China, Yonghong Li yang mengakuisisi AC Milan pada tahun 2017. Namun kini ia telah melepas kepemilikan klub lantaran terlilit utang.

Berlomba-lombanya pemilik modal untuk berinvestasi di Eropa menunjukan ada ladang uang yang luar bisa di ranah sepak bola profesional.

Bahkan di dalam negeri, selebritis kondang, Raffi Ahmad juga meilihat peluang emas ini dan memutuskan melebarkan sayap kerjaaan bisnisnya dengan memiliki klub baru, RANS Cilegon FC.

Adblock test (Why?)



"sepak" - Google Berita
August 29, 2021 at 07:00AM
https://ift.tt/38m2Qch

Cuan Triliunan Bisnis Sepak Bola, Diburu Sultan Arab hingga Investor China - Kompas.com - KOMPAS.com
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Cuan Triliunan Bisnis Sepak Bola, Diburu Sultan Arab hingga Investor China - Kompas.com - KOMPAS.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.