TEMPO.CO, Jakarta - Dengan atau tanpa kehadiran penonton di bangku stadion, tim tuan rumah dalam sebuah pertandingan sepak bola akan selalu diuntungkan ketimbang tamunya. Hasil studi yang dipublikasi dalam Jurnal Plos One terbit 31 Maret 2021 ini mematahkan anggapan bahwa suporter adalah pemain ke-12 untuk tim tuan rumah.
Dalam liga Eropa, analisis sejarah sejumlah besar pertandingan menunjukkan hipotesa itu, yakni tim tuan rumah mampu memenangkan sekitar 50 persen laga. Sisanya dibagi rata antara imbang dan kalah, masing-masing 25 persen.
Keuntungan menjadi tuan rumah selama ini diteorikan didapat karena gemuruh para suporter yang bisa menambah semangat para pemain yang didukung. Gemuruh itu pula kemungkinan mengintimidasi para wasit di lapangan sehingga membuat mereka memberi keputusan yang menguntungkan tuan rumah.
Stadion-stadion olahraga yang dikosongkan dari para penonton selama pandemi Covid-19 saat ini memberi kesempatan kepada Daniel Memmert dari German Sport University Cologne untuk menguji teori tersebut. Dia dan koleganya mempelajari data dari 40 ribu pertandingan bola (laki-laki) sebelum dan setelah adanya larangan penonton datang ke stadion.
Termasuk di dalamnya adalah lebih dari 1.000 pertandingan yang digelar secara tertutup di benua Eropa.
Tim peneliti menemukan kalau bias wasit terhadap tim tuan rumah jauh berkurang dalam laga-laga selama lockdown. Mereka mencatat lebih sedikit jumlah kartu kuning dan merah yang didapat tim tamu ketimbang pertandingan masih bisa digelar di depan suporter.
Tapi, data yang ada menunjukkan proporsi tim tamu bisa memenangkan pertandingan di stadion yang kosong cuma bertambah 7 persen di seluruh Eropa. Angka itu, menurut Memmert, jauh di bawah signifikan secara statistik.
“Kami menduga perilaku teritorial bisa jadi satu faktor di balik keuntungan setiap tim tuan rumah," kata Memmert. Dia membandingkannya dengan anak-anak yang secara natural menjadi lebih dominan dan lebih aktif ketika berada di rumahnya sendiri, dan lebih menahan diri di rumah temannya.
Setiap negara juga berbeda. Dalam Premier League Inggris, misalnya, kecenderungan tim tuan rumah menang, kalah atau imbang tak banyak berubah sebelum dan setelah pandemi. Sedang di Bundesliga Jerman, tim tuan rumah malah bertambah 15 persen peluangnya untuk kalah.
Joey O’Brien dari University of Limerick, Irlandia, menilai hasil studi Memmert dkk sangat menarik. Tapi, dia memperingatkan untuk tidak terburu-buru menarik kesimpulan.
Alasannya, data yang digunakan berasal dari hasil pertandingan di akhir-akhir musim kompetisi di kebanyakan liga yang diteliti. "Beberapa pertandingan di fase itu mungkin sudah tidak kompetitif lagi karena beberapa tim mungkin sudah berada di posisi aman dan tidak mempengaruhi posisi puncak klasemen," katanya.
Baca juga:
LG Tutup Bisnis, Ini Daftar 6 Smartphone Terbaik yang Pernah Dirilisnya
Berbeda, O'Brien menambahkan, untuk pertandingan sepak bola yang memang digelar secara tertutup sepanjang musim kompetisi. Ketersediaan datanya, menurut dia, bisa untuk meyakinkan hipotesis Memmert dkk.
NEW SCIENTIST | JOURNALS.PLOS
"sepak" - Google Berita
April 06, 2021 at 04:18PM
https://ift.tt/3uukow2
Sepak Bola Kala Pandemi, Studi: Stadion Kosong Tetap Untungkan Tuan Rumah - Tekno Tempo
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sepak Bola Kala Pandemi, Studi: Stadion Kosong Tetap Untungkan Tuan Rumah - Tekno Tempo"
Posting Komentar