Search

Sepak Bola dan Politik - Kompasiana.com - Kompasiana.com

Sepak bola tentunya menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi masyarakat pencinta olahraga tersebut,  banyak berpandangan bahwa tanpa sepak bola terkadang suasa menjadi hambar ketika keseharian rata-rata masyarakat yang selalu disibukkan dengan kegiatan bekerja, belajar, dan aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga bisa membuat banyak orang jadi bosan. 

Pada esensinya sebenarnya sepak bola menghadirkan cinta, dimana semua orang sangat ingin melihat pemain idolanya, klub sepak bolanya  dan ada yang ingin melihat gaya permainan sepak bolanya. Walaupun banyak juga masyarakat yang menjadikan sepak bola sebagai sumber penghasilan, seperti yang berjualan merchandise ataupun berjualan asongan di stadion.

Situasi sepak bola Indonesia sebenarnya masih banyak aktor-aktor yang memanfaatkan nya sebagai suatu ajang politik praktis demi menaikkan reputasi individunya maupun kelompoknya, terlihat seperti ketua PSSI yang latar belakangnya adalah gubernur sumatera utara ini ketara sekali dalam kerjanya sebab tentunya dia yang biasa bergelut didunia politik kini mencampur adukkan itu di sepak bola. 

Kemudian gubernur Anies Baswedan yang mengiming-imingi janji kepada fans Persija Jakarta  akan  membangun  stadion  berskala internasional,  itu kemudian  menaikkan pamornya pada pemilihan gubernur pada beberapa tahun belakang, padahal sampai hari ini stadion tersebut belum sama sekali dibangun. 

Kemudian ada lagi beberapa waktu lalu artis kaya Indonesia mendadak membeli saham klub seak bola tertentu, hobi atau tiba-tiba tiba hobi tentunya ada kaitan nya dengan kepentingan tertentu semisal paling tidak agar langkah politiknya merasa ada prestasi ketika mendompleng salah satu klub yang bisa membuat citra nama baiknya tetap terjaga di masyarakat.

Pola-pola seperti ini membenarkan adanya pemain-pemain politik di dalam sepak bola, sehingga terkadang pertandingan sepak bola seperti pertandingan antar kubu yang mempolitisasi atau kelompok tertentu, bahkan sampai didalam stadion pun ada teriakan pasangan calon presiden yang disuarakan supporter, seperti yang terjadi di tahun 2018 tepatnya di stadion Si Jalak Harupat, ini tentunya menjadi catatan buruk sejarah sepak bola Indonesia. diluar dari kepentingan murni klub sepak bola tersebut atau supporter yang itu harusnya menjunjung tinggi netralitas.

Kondisi sepak bola Indonesia jauh dari kata baik pada hari ini, bahkan ada ketimpangan yang begitu mencolok pada dunia sepak bola, dilihat dari dominasi- dominasi klub-klub yang ada di pulau Jawa, selalu saja tuan rumah setiap putaran akhir grup selalu jawa menjadi pilihan tuan rumah, apakah fasilitas menjadi tolak ukur bahwa jawa lebih memadai, lantas mengapa fasilitas sepak bola tidak dibangun massif di sumatera, Kalimantan, wilayah timur dan bagian Indonesia lainnya 

Tidak habis dibagian ini saja tentunya, bisnis pun itu merupakan suatu politisasi dalam dunia sepak bola yang bisa disebut politik praktis juga. Amat berbahaya ketika para mafia bisnis bermain di sepak bola atas dasar kepentingan Profit semata atau keuntungan sebesar-besarnya bagi pemilik klub, hal ini sangat memungkin terjadinya hal-hal seperti pengaturan skor, intervensi wasit pertandingan, bahkan bisa menyebabkan gesekan antar klub dan supporter, seperti kejadian pada stadion Gelora Bung Tomo yang dirusak oleh pendukungnya sendiri akibat tidak terima dengan skor pertandingan. 

Kalau dilihat secara historis sebenarnya bukan pada hari ini saja politik praktis dalam sepak bola terjadi, pada zaman kemerdekaan pun begitu, perbedaannya pada masa kemerdakaan sepak bola digunaka untuk persatuan perjuangan dan nilai-nilai yang begitu humanistik. 

Dapat kita contohkan kisah MH Thamrin dan Otto Iskandar D yang begitu dekat dengan klub tercinta, Persib dan Persija pernah menjadi sebuah jalan bagi kedua tokoh tadi dalam meneruskan semangat sumpah pemuda, bahkan bapak republik atau kerap disebut Tan Malaka menganggap sepak bola adalah salah satu alat perjuangan, selain beliau tokoh tokoh masa lalu seperti Sutan Syahrir, Moh Hatta hingga Dr. Soetomo mereka semua ada penggila sepak bola pada masanya. 

Bagi Dr.Soetomo beranggapan bahwa sepak bola bukan hanya soal fisik tetapi melatih mental juga, berupa semangat yang revolusioner yaitu menjadikan sepak bola sebagai penyebar semangat perlawanan pada kala penjajahan. 

VIDEO PILIHAN

Adblock test (Why?)



"sepak" - Google Berita
July 06, 2021 at 10:19AM
https://ift.tt/3jKjUzF

Sepak Bola dan Politik - Kompasiana.com - Kompasiana.com
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sepak Bola dan Politik - Kompasiana.com - Kompasiana.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.