TEMPO.CO, Jakarta - Rinus Michels pernah berkata, “Sepak bola profesional adalah sesuatu seperti perang. Siapapun yang berperilaku terlalu baik, tersesat.” Michel mengatakan hal itu tak lama setelah meninggalkan Ajax 1971 untuk melatih Barcelona. Dua tahun kemudian, Johan Cruyff menyusul ke Camp Nou sebagai pemain.
Setelah mengalami tragedi empat tahun terakhir di Liga Champions, yaitu kalah 2-8 dari Bayern Munich 2020, 0-4 dari Liverpool 2019, 0-3, dari AS Roma 2018, dan dari 0-3 Juventus 2017, Barcelona seperti segera mengingat ucapan sang pencerah gaya sepak bolanya itu, untuk memecat Quique Setien sebagai pelatih.
“Barcelona sudah memutuskan untuk memecat Quique Setien setelah kekalahan buruk melawan Bayern Munich. Ia tidak menjadi manajer musim depan,” tulis wartawan Fabrizio Romano di Sky Sports yang punya spesialisasi soal transfer.
Baca Juga: Liga Champions: Presiden Barcelona Beri Sinyal akan Pecat Quique Setien
Setien baru sekitar enam bulan menangani Barcelona. Ia menggantikan Ernesto Valverde saat Barca lagi di puncak La Liga, tapi sebelumnya jeblok di Liga Champions.
Setien adalah pecinta sejati gaya permainan Barcelona ketika dilatih Johan Cruyff 1988-1996. Saat itu ia masih menjadi pemain gelandang tengah Levante. Kecintaannya ini yang membawanya menerima pinangan Barcelona setelah melatih Real Betis.
Tapi, Setien terlalu baik untuk setia dengan aliran filsafat sepak bola total football yang dibawa Rinus Michels-Johan Cruyff –atau terlalu lemah?- dan tidak mencoba bersikap lebih pragmatis dalam membesut Barcelona, seperti yang dilakukan Luis Enrique ketika membawa Barca meraih treble 2014-2015?
Tidak selalu total football atau tiki-taka dengan fokus dominasi penguasaan bola yang merambat dari bawah ampuh untuk setiap masa. Demikian juga, tidak selalu menekan lawan dengan memasang perangkap jebakan offside itu jitu untuk menahan serangan lawan.
Barcelona harus juga punya para pemain yang yang lebih militan dalam soal fisik, terutama di lini belakang, dan operan-operan terobosan langsung ke mulut gawang untuk menjinakkan lawan, seperti dilakukan pada era Enrique.
Akademi La Masia Barcelona yang termashur itu sudah lama seperti alirah darah yang tersumbat setelah melahirkan antara lain Gerard Pique –main dinihari tadi, tapi sudah loyo-, Sergi Busquets, Carles Puyol, Pep Guardiola, dan dirigen tim Andres Iniesta. Dalam daftar peringkat akademi sepak bola terbaik di dunia terakhir, nama La Masia menghilang. Akademi Ajax Amsterdam di puncak peringkat.
Yang menarik, mungkin dengan mengambil kata-kata termashur Rinus Michels dan pada saat sama sedikit “mengkhianati” prinsip tiki-taka dai Michels-Cruyff seperti yang dilakukan Luis Enrique, Barcelona bisa lebih kukuh dalam mendukung Lionel Messi –itu kalau sang maestro ini tidak mendadak berniat pergi- pada masa mendatang.
"sepak" - Google Berita
August 15, 2020 at 12:01PM
https://ift.tt/33XUfM1
Barcelona: Sepak Bola Itu Perang, Kata Rinus Michels, dan Setien pun Dipecat - Bola Tempo.co
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Barcelona: Sepak Bola Itu Perang, Kata Rinus Michels, dan Setien pun Dipecat - Bola Tempo.co"
Posting Komentar