KOMPAS.com - Sebagian besar pencinta sepak bola dunia tak bisa memungkiri lebih menanti ajang Piala Eropa atau Euro 2020 dibanding Copa America 2021 yang berlangsung hampir bersamaan.
Sebagai buktinya, The Athletic melaporkan adanya rekor baru dalam jumlah penonton Euro 2020 di layar kaca.
Di Inggris, total ada 30 juta orang menonton laga final Italia vs Inggris di televisi (kanal BBC dan ITV).
Jumlah tersebut memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak sejak upacara pemakaman Princess Diana pada 1997.
Baca juga: Sejarah Singkat Cabor Sepak Bola di Olimpiade
Di Amerika Serikat yang dikenal lebih banyak penggila bola basket, juga turut memecahkan rekor berdasarkan laporan World Soccer Talk.
Jumlah penonton laga final di ESPN dan Univision mencapai angka 9,3 juta. Angka tersebut mengalahkan jumlah penonton salah satu gim final NBA 2020 antara Los Angeles Lakers vs Miami Heat dengan jumlah 5,99 juta penonton.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Selain itu, jika dibandingkan dengan final Copa America 2021, jumlah penonton Euro 2020 tentu sangat unggul jauh.
Masih berdasarkan laporan World Soccer Talk, total penonton final Copa America 2021 antara Brasil vs Argentina di Amerika Serikat "hanya" 5,2 juta pemirsa.
Data tersebut tentu menjadi salah satu bukti bahwa sepak bola Eropa lebih menjadi magnet di dunia.
Baca juga: Skuad Argentina untuk Olimpiade Tokyo 2020
Michael Cox dalam tulisannya di laman The Athletic memberikan pendapat lain soal alasan Benua Eropa lebih disukai daripada tempat lainnya, termasuk Brasil yang sering memproduksi pemain bintang.
Menurutnya, perbedaan dua partai puncak di benua yang berbeda tersebut sungguh berbeda.
Pada final Euro 2020, Inggris vs Italia, permainan kedua tim menunjukkan kolektivitas yang cukup merata.
Sementara pada final Copa America 2021, Brasil vs Argentina, kedua tim merangkak ke partai final dibopong oleh pemain bintang masing-masing.
Baca juga: Jumlah Gol Cristiano Ronaldo
Nama Neymar Jr berlaku sebagai pemain bintang Brasil, sementara Lionel Messi diagungkan oleh Argentina. Sehingga, timbul stigma Neymar vs Messi, bukan lebih ke pemain Brasil vs Argentina.
Dengan kata lain, menurut Michael Cox, kualitas sepanjang Euro 2020 pun terdistribusi merata.
"Dan di sinilah sepak bola internasional berada di depan sepak bola klub. Itu tidak dapat bersaing dalam hal kualitas teknis dan taktis langsung, tetapi daya saing dan ketidakpastiannya luar biasa," tulis Cox.
Data lain juga menunjukkan bahwa sepak bola Eropa menjadi kiblat dunia jika melihat dominasi mereka di ajang sekelas Piala Dunia.
Baca juga: Daftar Pencetak Gol Terbanyak di Dunia Sepanjang Masa, Ronaldo Teratas
Pada edisi Piala Dunia 2018, empat finalis ajang tersebut semua berasal dari Eropa, Belgia, Inggris, Kroasia, dan Belgia.
Kemudian di tingkat klub, klub-klub Eropa lebih terkenal dibanding dengan klub di benua lainnya jika dilihat secara keseluruhan di dunia.
Sebagian penggemar sepak bola global kini semakin berkonsentrasi untuk mendukung segelintir klub super elit yang benar-benar mengancam akan menggulingkan sistem saat ini.
"Mungkin mayoritas pendukung klub sepak bola sekarang benar-benar menginginkan orang-orang seperti Barcelona, Juventus dan Paris Saint-Germain menang 5-0 setiap minggu, dengan Messi, Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe mencetak hat-trick banyak sekali," tulis Michael Cox.
"sepak" - Google Berita
July 20, 2021 at 06:00PM
https://ift.tt/3zfta3a
Mengapa Eropa Menjadi "Kiblat" Sepak Bola Dunia? - Kompas.com - KOMPAS.com
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengapa Eropa Menjadi "Kiblat" Sepak Bola Dunia? - Kompas.com - KOMPAS.com"
Posting Komentar