Search

Virus Sepak bola dan Corona - Kompas.com - KOMPAS.com

HARI-hari terakhir ini, kita dijejali berita yang tidak mengenakan. Meluasnya Covid-19 membuat pandemi kian menakutkan. Korban berjatuhan dan aktivitas terus dibatasi sehingga memaksa roda ekonomi bergerak melambat dan nyaris berhenti.

Semua dalam ketidakpastian. Entah sampai kapan, meski upaya-upaya baik terus dilaksanakan.

Di tengah kemurungan dan kesedihan, untunglah masih ada yang bisa menghibur kita.

Bahkan, boleh dibilang membangkitkan rasa optimistis untuk bisa hidup kembali normal lagi.

Apalagi kalo bukan sepak bola. Dua turnamen Internasional yakni Piala Eropa 2020 dan Copa Amerika 2021 ibarat vaksin yang meningkatkan imun tubuh kita.

Rasa stres, bosan, sedih dan putus asa, seketika terlupakan.

Dua turnamen ini tetap digelar meski dunia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Tentu saja, dengan menerapkan protokol keamanan dan kesehatan ketat,

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Asosiasi Sepak bola Eropa, UEFA berani pasang badan. Bahkan mereka mengizinkan puluhan ribu penonton datang ke stadion sejak babak kualifikasi grup sampai final.

Eropa awal tahun ini sebenarnya sempat dibuat pontang-panting dengan lonjakan kasus positif Covid-19.

Baca juga: Kata Marco Verratti soal Penalti Inggris: Penalti yang Murah Hati

Beruntung, situasi sekarang sudah jauh lebih baik dengan laporan laju penambahan kasus positif yang turun signifikan.

Sepanjang kuartal pertama 2021, rata-rata pasien positif virus corona di Eropa bertambah 194.917 orang per hari.

Namun, pada kuartal kedua sampai 15 Juni 2021 angkanya sudah berkurang menjadi 135.723 orang per hari atau menurun 30,37 persen.

Berbeda dengan Piala Eropa, Copa America tetap digelar tanpa penonton.

Tuan rumah Brasil lebih mengantisipasi mengingat Brasil sendiri sebelumnya juga sudah dan sedang berjibaku keras menanggulangi Covid-19 yang, menurut data resmi pemerintahannya, sudah memakan korban sebanyak 462.791 jiwa.

Brasil ditunjuk sebagai tuan rumah karena dua host bersama sebelumnya mundur. Argentina batal menjadi tuan rumah terkait kondisi penyebaran Corona-nya lebih parah.

Baca juga: Final Copa America 2021, Lawan Sesungguhnya Argentina adalah Brasil...

Sementara, Kolombia gagal menjadi tuan rumah karena menghadapi gelombang protes berbulan-bulan ke Presiden Ivan Duque Marquez yang juga dipantik oleh pandemi.

Sejauh ini, dua turnamen berjalan lancar. Piala Eropa 2020 akan menggelar partai final yang mempertemukan Italia dan Inggris pada 11 Juli 2021.

Laga final akan dilaksanakan di Stadion Wembley, Inggris yang bisa disaksikan puluhan ribu penonton secara langsung.

Sementara, partai final Copa America, yang mempertemukan tuan rumah Brasil versus Argentina, akan dilaksanakan pada 10 Juli 2021 di Stadion Maracana, tanpa penonton.

Lionel Messi merayakan gol bersama rekan setimnya dalam pertandingan Argentina vs Ekuador pada perempat final Copa America 2021 di Stadion Olimpico Pedro Ludovico, Brasil, Minggu (4/7/2021) pagi WIB.NELSON ALMEIDA Lionel Messi merayakan gol bersama rekan setimnya dalam pertandingan Argentina vs Ekuador pada perempat final Copa America 2021 di Stadion Olimpico Pedro Ludovico, Brasil, Minggu (4/7/2021) pagi WIB.

Dengan atau tanpa penonton di stadion, dua turnamen sepak bola ini menjadi hiburan yang segar bagi masyarakat dunia yang sedang sakit.

Kita pun bersyukur bahwa virus sepak bola sudah ada dan menyebar lebih dahulu.

Mengglobalnya sepak bola ini tak lepas dari peran media mulai dari surat kabar, radio sampai televisi.

Berkat internet dan satelit masyarakat kemudian lebih mudah mendapatkan akses untuk menggali informasi dan menonton sepak bola.

Rupert Murdoch pun menjadi pelopor dengan mendirikan stasiun televisi kabel bernama Fox Sport World.

Lewat tayangan ini, masyarakat dunia bisa lebih banyak menyaksikan pertandingan sepak bola baik Eropa ataupun Amerika latin.

Hanya dari sofa yang empuk kita akhirnya bisa menyaksikan bahwa sepak bola tampak jauh lebih akur dengan proses globalisasi ketimbang perekonomian mana pun di muka bumi.

Globalisasi telah menghadirkan sepak bola ke pelosok dunia yang paling jauh bahkan di dalam hidup kita sendiri.

Football, soccer, fussball, futebol, futbol, voetball—apa pun kita menyebutnya. Ini adalah permainan indah yang sama di bumi.

Popularitasnya telah menyebar ke seluruh dunia ke setiap pulau kecil dan hutan belantara terpencil. Ini adalah permainan untuk semua orang.

Kecintaan pada permainan sepak bola menyatukan orang. Entah untuk memainkannya, menontonnya, atau sekadar memperdebatkan keputusan wasit tanpa henti!

Adegan dari aktivasi LaLiga Spanyol menyambut laga Real Madrid vs Barcelona, ElClasico menguasai dunia. Di Indonesia, aktivasi berpusat di Gunung Bromo, Jawa Timur.LALIGA Adegan dari aktivasi LaLiga Spanyol menyambut laga Real Madrid vs Barcelona, ElClasico menguasai dunia. Di Indonesia, aktivasi berpusat di Gunung Bromo, Jawa Timur.

Kaya dan miskin, laki-laki, perempuan, tua dan muda, semua orang bisa memainkan permainan ini.

Yang terbaik dari semuanya, Anda tidak memerlukan peralatan mewah. Yang Anda butuhkan hanyalah, bola!

Legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer mengatakan, sepak bola adalah salah satu sarana komunikasi terbaik di dunia.

Ini tidak memihak, apolitis dan universal. Sepak bola menyatukan orang-orang di seluruh dunia setiap hari.

Tua atau muda, orang biasa atau penggemar, kaya atau miskin, permainan membuat semua orang setara, membangkitkan imajinasi, membuat orang bahagia, sekaligus membuat mereka sedih (buat pendukung tim yang kalah).

Sebagian orang yakin, sepak bola kerap membangkitkan penghayatan yang lebih dalam ketimbang agama.

Baca juga: Italia Vs Inggris di Final Euro 2020, Final Ideal Mourinho Terkabul

Sebagai bagian dari jalinan masyarakat, sepak bola juga menjadi wahana pelestarian tradisi.

Selama masa kediktatoran Franco di Spanyol, tim-tim seperti Athletic dan Real Sociedad adalah jalan satu-satunya bagi para warga Basque untuk mengeksprsikan martabat budayanya tanpa harus berakhir di penjara.

Sementara, di kota-kota industri Inggris seperti Coventry dan Derby, klub sepak bola ikut merekatkan kota kecil tersebut di tengah kesuraman yang mencekam.

Jurnalis politik asal Amerika Serikat, Fanklin Foer, punya pandangan menarik.

Menurutnya, sepak bola bukan sekadar olahraga. Sepak bola bisa menjadi alat untuk memahami seluk beluk dunia kontemporer yang dilanda segala dampak arus globalisasi.

Fanklin Foer menyusuri jagad internasional sepak bola. Dia bertemu dengan orang pertama yang melahirkan aksi-aksi hooligan, berkumpul dengan intelektual bawah tanah italia pendukung klub Inter Milan.

Dia juga mengamati bagaimana falsafah Barcelona penting untuk memulihkan konsep nasionalisme inklusif maupun cerita sepak bola itu sendiri.

Baca juga: Sejarah Pertemuan Inggris Vs Italia Jelang Final Euro 2020

Lewat penelusurannya, Franklin Foer juga akhirnya bisa memaparkan kaitan sepak bola dengan pembantaian muslim Bosnia, korupsi di dunia ketiga, bangkitnya sentiment-sentimen rasial dan konflik keagamaan dengan Zionisme maupun anti-sentimitisme.

Perjalanan Franklin Foer yang menarik ini kemudian dia tuangkan dalam bukunya yang sudah diterjemahkan dengan judul “Memahami Dunia Lewat Sepak bola, Kajian Tak Lazim Tentang Sosial Politik Globalisasi

Kembali ke kondisi saat ini. Kita memang tidak boleh menyerah dengan kondisi saat ini.

Mungkin ada benarnya, kita memang sudah ditakdirkan untuk hidup berdampingan dengan Corona dan sambil berharap berpisah pada titik tertentu.

Biarlah sementara ini, kita nikmati tayangan sepak bola Piala Eropa dan Copa America.

“Ada yang bilang sepak bola lebih penting daripada hidup dan mati bagimu. Tolong dengar bahwa sepak bola memang lebih penting dari itu,” kata Bill Shankly, mantan manajer Liverpool dalam buku “Football The Ultimate Guide

Adblock test (Why?)



"sepak" - Google Berita
July 09, 2021 at 06:20AM
https://ift.tt/3k2k3hU

Virus Sepak bola dan Corona - Kompas.com - KOMPAS.com
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Virus Sepak bola dan Corona - Kompas.com - KOMPAS.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.