Oleh: Benyamin Lagowan)*
)* Penulis adalah Intelektual Muda Papua
Diego Maradona-Mega Bintang dan legenda Argentina pernah terciduk pakai Doping pada Piala Dunia 1994. Tetapi ia tetap dihargai dan dilepas secara terhormat. Hingga kini ia dikenang sebagai pahlawan sekaligus Ikon dunia sepakbola-olahraga rakyat Argentina bahkan dunia.
Berbeda dengan Boas Solossa bintang sepak Bola Papua (Indonesia) yang juga ketahuan memakai doping 2021. Tapi dilepas bagaikan memecat pemain kelas bawah yang tak berprestasi juga tak populer atau tepatnya bagaikan mencoret seseorang karna terjerat kasus asusila berat—pelecehan seksual atau pencurian.
Sebenarnya apa pembedanya? Barangkali Bochi dianggap masih bermain dan bersinar mewakili klub saja-Persipura. Bintang lokal! Prestasi terbanyaknya diraih di level klub. Sementara di Timnas Indonesia (Bukan West Papua) masih minim. Itu argumen pertamanya.
Kedua. Bochi dan Tipa tidak memiliki prestasi gemilang di timnas Indonesia. Sebab selama ini Timnas Indonesia tidak pernah lolos kualifikasi PD Zona Asia. Jadi, patokannya adalah prestasi yang minim di timnas Indonesia.
Ketiga. Mungkin karna Boas juga bukan merupakan pemain berdarah Melayu. Apalagi Bochi berasal dari klub yang seringkali jika bertanding disuguhi aksi pelemparan “buah pisang” ke dalam lapangan. Bochi bukan seperti Maradona yang berasal dari ras Dominan penduduk Argentina.
Keempat. Bochi berasal dari wilayah yang secara politik masih berada di bawah kontradiksi pendudukan. Tidak seperti Barca dan Spanyol.
Berbeda dengan Maradona berprestasi di piala dunia mewakili negaranya Argentina yang sudah negara merdeka dan berdaulat. Apalagi dengan Gol tangan dewanya. Ia akan diingat oleh sejarah.
Lalu, coba anda bayangkan apa jadinya jika kasus Bochi dan Tipa ini terjadi saat Papua sudah merdeka. Artinya anggaplah mereka adalah pemain Timnas Papua. Yang dalam laga kualifikasi akan berhadap- hadapan dengan negara-negara Pasifik juga Asia Tenggara lainnya.
Apakah jejak dan legenda hidup OAP ini akan didepak secara tidak terhormat? Jawabannya jelas tidak. Ia pasti akan diperlakukan layaknya patriot bangsa. Bangsa Papua. Bagaikan Maradona diperlakukan bak raja sepak bola Argentina, oleh bangsa Argentina.
Tapi, apa yang salah? Wajarkah jika Bochi diperlakukan demikian dalam kondisi bangsa Papua hari ini? Menurutku wajar. Itulah nasib bangsa yang sedang berada dalam pendudukan di mana-mana. Sejarah dunia sudah membuktikan itu. Ingat peristiwa rasisme tahun 2019? Itu akar historisnya.
Rakyat Papua mau marah. Silahkan. Tapi begitu sudah nasibnya. Banyak orang-orang hebat yang berjasa dari tanah ini diperlakukan begitu to. Jangankan Bochi, para pejabat daerah yang dengan kualitas terbaiknya, dengan penuh dedikasi pernah bekerja mengabdi saja masih dikriminalisasi. Di bunuh dan dipenjarakan. Masih ingat kasus Bas Suebu. J.P.Solossa? Atau masih ingatkah kasus Eliezer Jan Bunai dll?
Begitu sudah nasib bangsa Papua ini; nasib suatu kumpulan suku-suku yang nampaknya susah juga untuk menunjukkan identitas kebangsaannya ini.
Lalu, apa yang bisa dipetik dari kasus Bochi dan Tipa ini jika ingin seperti Maradona atau Pelle atau Zidane atau Henry, atau Etoo atau Mbappe? Ya merdeka dulu. Dong semua berlaga di TV dan PD lalu kita udik itu, karena mereka su merdeka. Berdaulat penuh. Terus kapan kita bisa tampil? Apakah kita akan jadi penonton setia saja dari generasi ke generasi?
Merdeka dulu. Itu aja kok repot! Kalau tidak, ya melayu patronisme. Jawa Patronisme akan menjadi pahlawan yang terus tong kenang. Itu pasti !
Sementara dari Papua hanya akan jadi penghias. Jadi tenaga kerja. Setelah itu habis pakai dibuang. Ibarat Komputer yang habis pakai dibuang. Yang penting stabilitas dan keamananan eksploitasi aman dan lancar. Nasionalisme palsu subur sebagai perekatnya. Demikian akan terus seperti itui sampai selamanya.
Soalnya kita hidup dalam alam bangsa besar yang sama-sama masih dijajah. Belum merdeka penuh. Kalau merdeka penuh itu, akan seperti China, Kuba, Singapura, Vietnam atau bahkan Korea hingga Jepang dll. Mandiri dan maju. Ingat, Papua-Indonesia sama-sama belum beradab.
Sehingga selama ini, hukum alam yang dipakai. Bukan hukum formal UUD 1945/ pancasila. Tetapi yang dominan akan selalu menguasai dan menang ds dll.
Jayapura, 08 Juli 2021
"sepak" - Google Berita
July 08, 2021 at 10:46PM
https://ift.tt/3wrqrBY
Bochi dan Maradona: Dua Bintang Sepak Bola yang Beda Kelas, Zaman dan Ras yang Pake Doping - Suara Papua
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bochi dan Maradona: Dua Bintang Sepak Bola yang Beda Kelas, Zaman dan Ras yang Pake Doping - Suara Papua"
Posting Komentar