Search

Sepak Bola Extraordinary - Jawa Pos

“Karena sejatinya, nyawa jauh lebih penting dari gol-gol indah di lapangan.”

Oleh : Anwar Bahar Basalamah

Empat bulan terakhir ini, tidak ada yang biasa-biasa saja. Pandemi mengubah segalanya menjadi luar biasa. Sepak bola salah satunya. Sejak pertengahan Maret lalu, sepak bola tidak lagi bisa dinikmati sebagai tontonan yang mengasyikkan 100 persen.

Di Eropa, meski liganya mulai bergulir lagi, gemerlapnya tidak sama seperti situasi normal. Pertandingan tanpa kehadiran suporter membuat stadion hanya dipenuhi kursi-kursi kosong. Gemuruh penonton hilang seketika di setiap sudut tribun.

Sepak bola telah kehilangan salah satu ruhnya. Laga memang tetap berjalan. Tetapi, sepi tak bisa dibohongi. Segala cara dilakukan beberapa operator liga top Benua Biru untuk menyiasati kesenyapan stadion. Mereka membuat suporter virtual. Seolah ada suara sorak sorai pemain ke-12 itu di tepi lapangan.

Karena pandemi juga, jadwal pertandingan jadi tidak teratur. Di saat normal, laga digelar setiap pekan. Kini, dalam sepekan, setiap klub melakoni 2-3 pertandingan. Jadwal tersebut memang dikebut untuk mengejar deadline berakhirnya musim 2019/2020.

Seharusnya, jika tidak ada pandemi, liga di Eropa sudah berakhir pada Juni lalu. Namun, sekarang –seperti di Serie A Italia- laga pamungkas baru dilangsungkan pekan ini.

Sama seperti di Eropa, Liga Indonesia juga terkena imbasnya. Bedanya, Liga 1 baru berjalan tiga pekan. Itu berarti masih ada 31 pertandingan yang harus dijalani 18 klub peserta kompetisi kasta tertinggi di tanah air. Di tengah pandemi, pertandingan di setiap pekannya menjadi tantangan yang tidak mudah bagi sebuah klub.

PSSI telah membuat sejumlah keputusan soal keberlangsungan kompetisi. Federasi sepak bola tersebut memutuskan kompetisi akan berjalan lagi pada 1 Oktober 2020. Berlangsung sampai Februari tahun depan, PSSI menyebutnya sebagai extraordinary competition.

Karenanya, ketika liga kembali bergulir nanti, sepak bola Indonesia dalam status luar biasa. Artinya, sepak bola tidak berjalan normal seperti kompetisi-kompetisi sebelumnya. Salah satu yang sudah diatur tentu saja adalah pertandingan tanpa penonton.

Keputusan yang sebenarnya tepat jika liga tetap berlanjut. Ya, kehadiran penonton ke stadion dikhawatirkan menjadi pemicu proses penyebaran virus korona. Pertandingan Liga Champions Atalanta melawan Valencia menjadi satu buktinya.

Lewat petandingan yang berlangsung pada 20 Februari itu, Kota Milan -tempat pertandingan digelar- menjadi episentrum terbesar penyebaran virus di Italia. Makanya, belajar dari laga tersebut, semua pertandingan sepak bola diputuskan tanpa penonton.

Tapi, sekali lagi, keputusan tersebut bukan berarti tidak mengandung risiko berikutnya. Terutama bagaimana antisipasi operator liga mencegah kerumuman supoter di luar stadion. Sebab, walaupun ada larangan masuk stadion, siapa yang menjamin suporter tetap tidak datang. Atau setidaknya mencegah iring-iringan suporter mendekati stadion.

Tidak ada satu pun yang bisa menjaminnya. Karena itulah, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) perlu memikirkan kemungkinan terburuk yang bakal terjadi. Kita harus banyak belajar dari pengalaman-pengalaman terdahulu. Ada banyak laga yang diputuskan tanpa penonton tetapi suporter tetap saja menyemut ke stadion.

Jangan sampai semangat untuk memutus rantai penyebaran virus justru menjadi boomerang. Karena itulah, di luar urusan-urusan lain, antisipasi tersebut harus benar-benar menjadi perhatian utama.

Sepak bola di tengah pandemi memang berisiko. Bukan saja pelarangan suporter datang ke stadion yang diperhatikan. Tetapi, bagaimana setiap laga yang dihelat tetap berjalan aman dari gangguan kesehatan.

Sebagai aktor utama di lapangan, pemain menjadi orang yang sangat berisiko tertular virus yang bermula dari Kota Wuhan, Tiongkok itu. Mereka bukan saja berisiko tertular tetapi juga menularkan pada orang lain. Juga kepada keluarga dan orang-orang terdekat di sekitarnya.

Karenanya, panduan protokol kesehatan yang disusun PSSI harus menjadi pegangan bagi semua klub. Bagaimana klub melakukan pengecekan rutin kepada pemain, tim pelatih dan ofisial.

Sekali lagi, semua yang dilakukan dalam koridor extraordinary. PSSI pun perlu memikirkan secara luar biasa bagaimana biaya-biaya tersebut dikeluarkan. Jangan sampai liga yang disiapkan untuk persiapan Indonesia di Piala Dunia U-20 itu berbuah jadi malapetaka. Karena sejatinya, nyawa jauh lebih penting dari gol-gol indah di lapangan. (Penulis adalah wartawan Jawa Pos Radar Kediri)

Let's block ads! (Why?)



"sepak" - Google Berita
August 02, 2020 at 05:10PM
https://ift.tt/3k7wwia

Sepak Bola Extraordinary - Jawa Pos
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sepak Bola Extraordinary - Jawa Pos"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.