Liputan6.com, Jakarta - Bukan hanya pandemi Covid-19, sejarah menunjukkan rapuhnya manusia dari penyakit yang disebabkan bakteri dan virus. Salah satunya adalah tetanus.
Korbannya pun tidak pandang bulu. Beberapa pesepak bola juga masuk daftar. Sejumlah nama yang jadi korban adalah James Dunlop, Joe Powell, Tom Butler, dan Harry Cunningham. Mereka meninggal karena infeksi setelah cedera.
Risiko terkena bakteri yang menyebabkan tetanus memang sangat besar. Apalagi tempat bermain sepak bola zaman dahulu belum sebagus sekarang. Lapangan kerap berlumpur dan banyak kuman berkeliaran di sana.
"Bahan luka sekecil apapun bisa menyebabkan tetanus. Pemain bisa merasa tidak apa-apa, tapi meninggal sepekan kemudian," ungkap dr Alastair Ironside dari Rumah Sakit Monsall pada 1968.
Pada kenyataannya, absennya vaksin membuat manusia sulit menghindar. Salah satunya adalah Di Jones, bek sayap asal Wales yang dibeli Manchester City dari Bolton senilai 25 pounds tahun 1898.
Meninggal 10 Hari setelah Cedera
Empat tahun setelah bergabung, dia sedang bermain di laga pramusim ketika terjatuh dan lututnya berdarah. Dia merasa lukanya disebabkan pecahan kaca yang ada di lapangan, tuduhan yang kemudian dibantah klub.
Jones langsung mendapat perawatan dan berjalan sekitar 160 meter menuju ambulans, meski disarankan ditandu, untuk dibawa ke rumah sakit.
Meski dijahit, luka Jones mulai bernanah ketika pulang ke rumah. Dari nanah itu keluar rumput, lumpur, dan pentol korek api bekas. Hidup Jones kemudian menderita. Dia baru bisa makan ketika dibius. Dalam 10 hari dia divonis meninggal.
Dalam penjelasan koroner, petugas medis menjamin sudah membersihkan luka sebaik mungkin. Namun, mereka juga mengakui ada kemungkinan rumput masuk lapisan kulit sehingga tidak terlihat.
Sementara dokter pribadi Jones mengungkap teori pasiennya terinfeksi bukan karena jatuh, melainkan saat berjalan ke ambulans.
Kasus ini mendapat perhatian hukum, sebelum kemudian ditetapkan sebagai kecelakaan. Jones meninggalkan istri dan dua anak, salah satunya Nellie yang baru berusia empat pekan ketika dirinya meninggal.
Ciptakan Kesadaran
Kematian Jones menciptakan sedikit kesadaran di kalangan pemain. Billy Meredith, rekan setim Jones di Manchester City, membuka bisnis pembersih luka yang dijual di toko olahraga.
Namun, klub dan otoritas bergerak lamban menghadapi ancaman tetanus. Klub baru diperintahkan menyediakan tenaga medis ahli bertahun-tahun kemudian.
Reaksi Lamban
Kehadiran vaksin tetanus juga tidak membuat mereka bergerak. Neil Phillips, dokter Timnas Inggris di Piala Dunia 1970, terkejut mengetahui banyak pemain yang belum terlindungi.
Saksikan Video Sepak Bola Berikut Ini
"sepak" - Google Berita
July 21, 2020 at 03:00PM
https://ift.tt/3fOLJ55
Bola Ganjil: Saat Penyakit Memakan Nyawa Sepak Bola - Liputan6.com
"sepak" - Google Berita
https://ift.tt/2SP8xJg
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bola Ganjil: Saat Penyakit Memakan Nyawa Sepak Bola - Liputan6.com"
Posting Komentar